Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cairan Ketuban Sedikit ( Oligohidramnion )


Cairan Ketuban Sedikit ( Oligohidramnion )
Linda Maya Putri
1302300019
D III Kebidanan Jember 2013 - 2014

Abstrak
Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan, yaitu sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu seni janin. ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Supaya volume cairan ketuban kembali normal.
Kata Kunci : Air Ketuban

Pendahuluan
Air ketuban adalah cairan yang dihasilkan janin dan selaput yang mengelilinginya. Volume air ketuban akan terus bertambah dan mencapai puncaknya pada minggu ke – 34 kehamilan. Jumlah akan relative bertahan sampai usia kehamilan 37 – 40 minggu. Normalnya pada usia kehamilan 10 – 20 minggu, jumlah air ketuban sekitar 50 – 250 ml. Ketika memasuki minggu 30 – 40, jumlahnya mencapai 500 – 1500 ml. Ditinjau dari fungsinya, cairan ini sangat penting untuk melindungi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu : menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi janin dari infeksi sampai mengatur tekanan dalam rahim.
            Tidak hanya memiliki banyak manfaat, air ketuban juga dapat menimbulkan kelainan. Salah satunya Oligohidramnion atau cairan ketuban sedikit. Oligohidramnion mengacu pada defisiensi besar volume cairan amnion. Berkurangnya volume cairan amnion dapat menimbulkan hipoksia janin sebagai akibat dari kompresi tali pusat karena gerakan janin atau kontraksi rahim. Oligohidramnion berhubungan dengan keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim dan pada 60 persen kasus. Bila dihubungkan dengan bukti ultrasonic keterbelakangan pertumbuhan asimetrik, gangguan janin sangat mungkin terjadi.

Pembahasan
            Cairan ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung ketuban atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan, yaitu sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola berbentuk siklus yang berulang.
            Bagaimanakah mengetahui kecukupan jumlah cairan ketuban ? Jumlah cairan ketuban dapat dipantau melalui USG. Pada dasarnya, cairan ketuban sudah bisa dideteksi begitu seorang wanita terlambat haid dan dengan USG sudah terlihat kantung janin karena itu berarti sudah terbentuk cairan ketuban. Pada kehamilan normal, saat cukup bulan, jumlah cairan ketuban sekitar 1000 cc.
            Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya lebih sedikit dari 500 cc. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah medisnya Oligohidramnion. Ibu harus curiga jika ada cairan yang keluar secara berlebihan atau sedikit tetapi terus-menerus melalui vagina. Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih, dan tidak kental. Sangat mungkin itu adalah cairan yang keluar atau merembes karena ketuban mengalamai perobekan. Tanda lainnya adalah gerakan janin menyebabkan perut ibu terasa nyeri. Pada ibu yang mengalami Oligohidramnion  biasanya uterus akan tampak lebih kecil dari usia kehamilan. Sering berakhir dengan partus premature, bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama dari biasanya, sewaktu his akan sakit sekali, bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar. Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya ketuban pecah dini adalah infeksi vagina atau jalan lahir. Dengan  demikian untuk mencegah terjadinya ketuban pecah dini , ibu harus berupaya menjaga kebersihannya agar tidak terkena infeksi jalan lahir.
            Kurangnya cairan ketuban tentu saja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam “ kamar sempit “ yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus ekstrem, ssudah terbentuk amniotic band ( benang atau serat amnion ) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota tubuh janin “terjepit” atau “terpotong” oleh amniotic band tersebut. Efek lainnya, janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih, pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan pun, sangat mungkin bayi berisiko tidak segera bernafas secara spontan dan teratur.
            Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban robek lalu airnya merembes sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat berisiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal dari bawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar. Meskipun sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau sebagian  berasalah dari kencing janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang menjadi petunjuk bagi wanita hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban atau air seni.
             Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi  janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor ( miscaptopril ), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis keharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
Selain  itu air ketuban yang terlalu sedikit dapat disebabkan oleh kondisi dimana plasenta tidak dapat memberikan asupan darah dan nutrisi yang cukup untuk bayi. Hal ini dapat menyebabkan masalah pada air ketuban karena air ketuban dihasilkan dari sistem ekskresi janin melalui plasenta. Obat-obatan yang dikonsumsi ketika hamil harus cermat dan cerdas memilih obat-obatan yang akan dikonsumsi. Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan air ketuban menjadi sedikit. Salah satu obat yang sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat ibu sedang hamil adalah ibuprofen. Masalah Bayi Kembar Identik juga ikut mengambil andil dalam penyebab oligohidramnion karena bayi kembar identik berbagi plasenta dalam rahim yang terkadang membuat air ketuban dalam rahim menjadi tidak seimbang. Hal tersebut terjadi ketika satu bayi mendapatkan darah dan nutrisi yang lebih dan satu bayi lainnya tidak mendapatkan darah dan nutrisi yang cukup.
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, pada umumnya akan dianjurkan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan makanan dengan asupan gizi berimbang. Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan memperbanyak porsi dan frekuensi minum. Dan tidak benar bahwa  kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga harus dioperasi atau perabdominam. 
Bagaimanapun juga,melahirkan perabdominam merupakan pilihan terakhir pada kasus oligohidramnion. Ibu hamil juga direkomendasikan untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang atau tidak. Jika indikasi berkurangnya cairan ketuban tersebut terus menerus berlangsung, disarankan supaya persalinan dilakukan lebih awal dengan bantuan induksi untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
Jika wanita mengalami oligohidramnion di saat-saat mendekati persalinan, dapat dilakukan tindakan memasukan laruran salin kedalam rahim. Cara ini dipercaya mampu mengurangi komplikasi selama persalinan dan kelahiran, juga untuk menghindari persalinan perabdominam


Daftar Pustaka
Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Siswosuharjo, Suwigyo. Dkk. 2013. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta : Penebar Plus

Fukiyah, Ai Yeyeh. Dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Leveno J, Kenneth et all. 2009. Oligohidramnion;  dalam buku Panduan Ringkas Obstetri
Williams. Edisi ke-21. Jakarta: EGC 

Leveono l,Cuningham F,dkk. 2009. Obstetri Williams. Jakarta :EGC

Fraser Diane M, Cooper M.A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta EGC

Cunningham F.G.,dkk. 2005. Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC 

Lepianda, Jessica, 2012. Oligohidramnion ( Online), http://www.scribd.com/doc/111983905/Oligohidramnion-RSPAD-Gatot-Soebroto-SCRIBD-docx. Diakses pada 18 April 2014

Rukiyah, A.Y, Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. 2009. Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta: CV. Trans info media

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN

Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press

Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC

Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39

WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar